Rabu, 10 Oktober 2012

Makalah Psikologi Kognitif - Memori


PSIKOLOGI KOGNITIF
MEMORI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Kognitif

Dosen Pengampu :  Rikha Fuaturrosida




Kelompok III :
                                                        Harirotul Fikri (10410041)
Dewi Wuriyan (
Faridatul Farikha (10410128)
Muhammad Nur Hidayah (10410130)
Asma’ul Badi’ah (10410180)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmatNya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi Kognitif yang berjudul Memori  ini dengan lancar.
Pada kesempatan kali ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1.      Ibu Rikha Fuaturrosida selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Kognitif,
2.      Orang tua yang selalu member dukungan kepada penyusun baik dalam hal moriil maupun materiil,
3.      Teman-teman yang memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyelesaian makalah ini, dan
4.      Semua pihak yang turut serta bekerja sama dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada bagan-bagian tertentu dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai kalangan sangat kami butuhkan  untuk proses penyempurnaan makalah yang kami  susun ini.
Akhirnya, kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.


Malang, 04 November 2011
penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Berbicara tetang memori berarti berbicara sesuatu yag sangat dekat dalam kehidupan keseharian manusia. Tanpa disadari oleh mausia, mereka telah menjalani suatu proses yang sangat rumit tentang sesuatu yang berhubunga dengan memori atau yang biasa disebut sebagai ingatan. Segala sesuatu yang dijalankan oleh manusia sangat mungkin pasti disertai dengan kerjanya memori pada diri setiap manusia. Memori tersebut dapat berupa memori jangtak pendek (Short Term Memory), memori jangka panjang (Long Term Memori), maupun jenis-jenis memori yang lebih rumit lainnya.
Dalam kajian Psikologi, memori dikaji akan kaitannya dengan proses kognitif yang ada pada diri manusia. Sedangkan kognisi adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Dalam hal ini, memori berperan dalam menyimpan informasi yang diperoleh dari proses mencari pengetahuan diatas.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang disebut dengan memori dalam kajian psikologi kognitif?
2.      Apasaja bentuk model-model memori?
3.      Apasaja yang menjadi factor yang berpengaruh dalam ingatan manusia?
4.      Bagaimana strategi untuk meningkatkan kinerja ingatan?
5.      Tes yang bagaimana yang digunakan dalam mengukur ingatan manusia?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami memori dalam kajian Psikologi Sosial.
2.      Mengetahui model-model memori
3.      Mengetahui factor-faktor yang berpegaruh dalam ingatan manusia
4.      Mengetahui strategi untuk meningkatkan kinerja ingatan.
5.      Memahami tes yang digunakan dalam mengukur suatu ingatan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Memori
            Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Memori sempat diabaikan ketika dunia psikologi Amerika terobsesi dengan behaviorisme. Tren dalam penelitian memori menarik minat para psikolog eksperimental, yang mengembangkan model-model rumit tentang representasi mental, mengenai bagaimana informasi disimpan dan diambil kembali. Salah satu model memori yang paling bertahan lama adalah model yang dibuat oleh William James, meskipun model tersebut telah mengalami modifiksi-modifikasi penting. Model memori dari William James menyatakan bahwa memori bersifat dikotomi, manusia mengamati sejumlah objek, informasi memasuki memori dan kemudian hilang, sedangkan beberapa informasi menetap di memori selamanya.

2.2 Jenis-Jenis Memori
Menurut Atkinson dan Shiffin, memori dapat dinedakan menjadi tiga macam, yaitu memori sensoris, memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory).
1.      Memori Sensorik
Memori sensorik adalah proses penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera kita. Setiap panca indra memiliki satu memori sensorik, jadi dalam diri manusia memiliki lebih dari satu macam memori sensorik, antara lain memori sensorik audio, memori sensorik visual, dan lain sebagainya.memori sensorik juga dikatakan sebagai proses penyimpanan memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.


2.      Short Term Memory (memori jangka pendek)
Memori jangka pendek atau sering disebut juga dengan short term memori adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
3.      Long Term Memory (memory jangka panjang)
Long term memory ialah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.

2.3 Faktor Faktor yang Berpengaruh dalam Ingatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan diantaranya yaitu :
1.      Ingatan jangka pendek (STM)
Ingatan yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika disajikan secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah antara 2 sampai 5 aitem. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek berkisar 7 aitem, atau antara 5 sampai dengan 9 aitem. Informasi yang disimpan dalam STM biasanya berupa kode auditori (bunyi), tetapi dapat pula menggunakan kode semantik dan visual.
2.      Efek posisi serial (the serial position effect)
Sejumlah informasi (aitem atau objek) yang disajikan secara berurutan akan mempengaruhi ingatan seseorang. Aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung diingat lebih baik daripada aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada urutan di tengah. Karena informasi atau aitem-atem yang terletak di bagian awal akan lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek, sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak diurutan tengah, ketika memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara itu, informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di-recall.
3.      Ingatan jangka panjang (STM)
Ingatan jangka panjang ini meliputi proses penyimpanan informasi yang bersifat lebih permanen (berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu yang tidak terbatas). Selain itu, informasi akan disimpan dalam bentuk maknanya atau semantik.
4.      Keahlian (expertise)
Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila ia memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup baik di bidang tersebut. Hal ini terjadi karena latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat menjadi isyarat mental (mental cues). Isyarat mental ini merupakan bagian dari susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti dan diorganisasikan dengan baik. Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek di dalam mental atau pikiran seseorang. Selain itu, isyarat mental juga memiliki sifat yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi yang lain.
5.      Pemberian kode khusus (encoding specificity)
Prinsip pemberian kode khusus ialah seseorang akan mudah mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan di dalam ingatannya. Dengan kata lain, orang akan mengingat kembali informasi dengan lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses pemberian kode sebelumnya. Suatu informasi yang disimpan dalam bentuk makna atau semantik akan diingat kembali lebih efektif apabila tugas yang diminta juga berbentuk makna, dan bukan intonasinya.
6.      Emosi atau afek
Aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Pertama, dalam mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-kata yang menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan. Fenomena ini disebut Pollyanna principles, yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi yang mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood congruence), yaitu ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang berlangsung pada saat ini. Ketiga, ketergantungan dengan suasana hati (state dependence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih baik dalam suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana hati pada saat bahan itu pertama kali dipelajari atau diterima.
7.      Very-long-term memory (VLTM)
Very long term memory adalah ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan lamanya. Jenis ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Khusus ingatan jangka panjang dapat berlangsung dari satu menit sampai dengan seumur hidup. Pemikiran ini terlalu luas, sehingga sebagian ahli psikologi mencoba memahami informasi yang disimpan di dalam ingatan untuk jangka waktu yang sangat panjang. Sebab, perbedaan interval waktu (satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan puluhan tahun) akan mempengaruhi ketepatan mengingat kembali.
8.      Stres
Elizabeth Loftus berpendapat bahwa perasaan cemas dapat mempersempit fokus perhatian seseorang sehingga berbagai petunjuk penting yang menuntun memori menjadi hilang. Ketika perasaan cemas sudah membuat kita kehilangan petunjuk-petunjuk yang berguna, kita akan semakin sulit untuk menyimpan memori ataupun mengingat kembali apa yang telah tersimpan dalam memori.
9.      Kondisi fisik yang lelah
Kondisi fisik yang lelah juga sangat mempengaruhi daya serap informasi yang masuk, dengan demikian secara langsung mempengaruhi kemampuan mengingat. Para ahli mengetahui bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi fisik yang lelah bisa disebabkan oleh waktu istirahat yang kurang atau jam belajar yang terlalu panjang.


2.4 Strategi untuk Meningkatkan Kinerja Ingatan
Secara garis bersar daya mengingat/ kapasitas ingatan setiap orang dapat ditingkatkan, paling sedikit penggunaanya dapat dioptimalkan melalui latihan – latihan dan strategi – strategi tertentu. Mnemonics adalah penggunaan strategi atau teknik –teknik yang dapat di pelajari guna membantu kinerja ingatan. Berbagai strategi dan teknik untuk membantu meningkatkan kinerja ingatan seseorang telah diajukan oleh ahli psikologi. Beberapa strategi dan teknik yang dianggap penting akan dikemukakan di dalam suatu uraian singkat.
1.      imajeri visual
Pertama, menggunakan imajeri mental (gambaran mengenai suatu di dalam pikiran). Cara ini dianggap paling efektif bila dibandingkan dengan cara – cara yang lain. Misalnya, mengingat kata kerbau, maka orang dapat membayangkan di dalam pikirannya mengenai gambar kerbau di buku atau seekor kerbau berada di sawah; mengingat suatu peristiwa, orang dapat melakukannya dengan membayangkan kembali peristiwa itu di dalam pikirannya.
2.      organisasi
Kedua, mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu tatanan dan pola tertentu, misalnya berupa serial atau hirarkis. Organisasi serial dapat di pergunakan ketika ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan kejadian. Kejadian itu sesuai dengan waktu kejadian, dari yang sudah lama sampai kejadian yang paling baru atau sebaliknya. Dapat pula dengan herarkis, yaitu membagi materi yang diingat kedalam beberapa pokok bahasan, kemudian bagian demi bagian dan sub – sub bagian yang lebih kecil, seperti pohon bercabang. 
3.      mediasi
Ketiga, adalah menggunakan mediasi / perantara. Cara ini dilakukan dengan menambahkan kata – kata atau gambar didalam materi yang akan diingat. Misalnya, kata ”cerdas”, agar dapat lebih diingat dengan cara penambahan kata ini dengan ”solusi cerdas”. Juga, mediasi dapat dilakukan dengan membuat singkatan. Misalnya Kelompok Kerja disingkat ”pokja”.
Sekarang ada kecenderungan orang – orang membuat singkatan sebagai mediasi ingatan dengan cara memenggal dua / tiga huruf di bagian belakang yang ada serangkaian kata – kata atau infomasi yang dapat di ingat. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam cara orang membuat mediasi yang dapat membantu ingatannya, maka di waktu mendatang perlu di lakukan penelitian – penelitian untuk menguji mana jenis mediasi yang paling efektif.
4.      simbol
Keempat, adalah mengganti simbol terhadap objek yang ingin diingat, misalnya mengganti simbol huruf dengan simbol angka / sebalinya. Misalnya, agar seseorang lebih mudah mengingat tanggal kelahirannya yang ditulis dengan kata – kata: ”saya lahir pada hari senin, tanggal dua belas, bulan juli, tahun seribu sembilan ratus dua puluh dua”, dapat di ganti dengan huruf abjad ”2/12/1922, atau sesuai dengan urutan huruf abjad ”babgaibb”.
5.      pendekatan multi – model.  
Kelima, pendekatan multi model. Pendekatan ini lebih ditujukan kepada orang – orang yang mengalami kekurangan daya ingat (memory deficit), pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan daya ingat seseorang harus memperhatikan kondisi fisiknya, sikap terhadap ingatan, konteks sosial, menggunakan manipulasi mental – mental pengulangan, perhatian terfokus pada rincian isyarat, menggunakan kode sematik, dan melibatkan aspek – aspek emosional terhadap bahan yang ingin diingat.

2.5 Teori tentang Lupa
Memori sangat tergantung pada persepsi atau pengalaman,sehingga pengalaman-pengalaman itu sendiri meninggalkan jejak di otak kita.Masing-masing memori dalam setiap kepala mempunyai kapasitas yang berbeda(individual differences). Beberapa pengalaaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak disimpan sehingga muncul kelupaan. Kita dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja,tetapi juga kemampuan untuk menerima(encoding),menyimpan(storage) dan menimbulkan kembali(retrieval).
Ada 4 teori tentang lupa :


1.      Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali(rehearsal).Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak(Memori Traces) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran,akan rusak atau menghilang.Teori ini juga di sebut atropi atau teori desense.sehingga sangat jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada lama interval yang menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan sampai ditimbulkannya kembali bahan itu. Sebagai contoh kasus Mahasiswa yang belajar hanya pada malam kuis,ia akan mengalami kelupaan jikalau bahan-bahan kuis tersebut tidak di baca kembali pada semester-semester berikutnya
2.      Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori(tidak mengalami keausan),akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk,mengganggu satu sama lain.Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama,tetapi bisa juga terjadi sebaliknya.Jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada isi interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat atau yang mengisi interval.aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusakan atau mengganggu jejak ingatan sehingga kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
3.      Teori retrieval
Failure Informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada,tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi.Kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai.dengan demikian,bila syarat tersebut dipenuhi(di sajikan petunjuk yang tepat),maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali. Contoh kasusnya apabila kita mengingat nada lagu tetapi tidak dapat menyanyikannya dan tidak tahu apa judulnya,ketika lagu itu sedikit saja di nyanyikan oleh orang lain maka kita dapat lancar menyanyikan kembali lagu tersebut.


4.      Teori Motivated
Forgetting Kita akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan.Hal-hal yang menyakitkan atau cenderung tidak menyenangkan ini akan di tekan atau tidak di perbolehkan muncul dalam kesadaran.Teori ini didasarkan teori psikoanalisis yang di pelopori oleh Sigmund Freud.Jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada. Contoh kasusnya jika seseorang patah hati sehingga menimbulkan trauma yang dalam namun ego berkembang untuk mengubah pandangan id yang sedang terguncang,seseorang mulai mencari kesibukan sehingga lupa akan hal-hal yang dapat membuat id terguncang lagi.Ego pun menetralkan id dan superego sehingga dari keterpurukan seseorang dapat lupa akan ingatan yang menyakitkan. 5. Lupa karena sebab-sebab fisiologis Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik yang disebut engram.gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia.Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu,yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrogard.Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja di terimanya,ia dikatakan menderita amnesia anterogard.karena proses lupa pada kedua kasus ini erat hubungannya dengan factor-faktor biokimiawi otak. Misalnya karena kecelakaan sehingga menyebabkan lupa ingatan.

2.6 Pengukuran Ingatan
1.      Tes ingatan langsung ( eksplisit)
Tes ingatan ini langsung mengacu pada peristiwa- peristiwa sasaran dalam sejarah pribadi subjek,yang menaruh pada konteks ruang dan waktu. Misal : tanggal,hari, jam/ tempat dan lingkungan peristiwa.
2.      Tes ingatan tidak langsung ( implisit )
merupakan tugas –tugas yang mengharuskan subjek melakukan aktifitas-aktifitas kognitif atau motorik. Misal: tes pengetahuan prosedural (mengukur perubahan perfonmasi yang di akibatkan oleh latihan – latihan ,misal ;menelusuri jejak satu lampu yang bergerak pada satu trek bundar dan menggambar melalui kaca. Tes yang menyangkut perkembangan ketrampilan kognisi, misal; membaca teks yang hurufnya di tulis terbalik.

Bentuk Ingatan Eskplisit Dan Implisit
Graf dan schacter ( 1985 ) serta schacter (1987) menjelaskan bahwa ingatan eksplisit akan terungkap jika performansi dalam satu tugas membutuhkan ingatan atau rekoleksi sadar pengalaman- pengalaman masa lalu. Sedangkan ingatan implisit akan terungkap jika pengalaman – pengalaman terdahulu memperlancar performansi dalam satu tugas yang tidak membutuhkan ingatan atau rekolasi sadar dan di sengaja terhada pengalaman- pengalaman tadi.istilah ingatan eksplisit dan implisit merupakan konsep-konsep deskriptif yang terutama dengan pengalaman psiklogis seseorang pada saat mengambil informasi dari ingatan.
Menurut Schacter ingatan implisit dengan ingatan a sadar ( unconscious memory ) yang di kemukakan oleh Freud, Janet ,Breuer maupun prince atau ingatan tanpa kesadaran ( unawarre memory, memory without anwarenees ) misalnya, dalam kasus janet pasien yang menderita amnesia histeris sebagai akibat truma emosi.

A.    Tes Ingatan Langsung/Ekspisit
Tes ingatan langsung sebagai tugas –tugas yang di perintahnya mengacu kepada peristiwa-peristiwa sasaran dalam sejah pribadi subjek, yaitu yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu.peristiwa-peristiwa khas yang menjadi sasaran tersebut dapat berupa penyajian daftar kata-kata, penyajian daftar gambar-gambar, kalimat-kalimat maupun bisa juga berupa peristiwa yang terjadi dalam sejarah kehidupan subjek.

Tes ingatan langsung dapat berbentuk (a) tes rekognisi (recognition) dan (b) tes recall, baik yang free-recall maupun cued-recall.
1.      Tes rekognisi
Dalam tes rekognisi, subjek diminta untuk membedakan antara stimulus-stimlus yang ada pada saat terjadinya peristiwa sasaran dengan stimulus-stimulus yang tak ada pada saat peristiwa sasaran berlangsung.Dengan kata lain, subjek diminta mengenali kembali apakah stimulus  yang ada pada tahap belajar.
2.      Tes recall
Dalam tes recall, subjek diminta untuk memproduksi stimulus-stimulusyang terdapat dalam peristiwa sasaran.Atau dengan kata lain,pada tahap pengetesan ingatan maka subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar. Tes recall dapat dilakukakan tanpa bantuan tanda – tanda maupun dengan bantuan tanda- tanda (cued-recall ).

B.     Tes Ingatan Tidak Langsung( Implisit )
Tes ingatan tidak langsung dirumuskan sebagai tugas-tugas yang mengharuskan subjek melakukan kegiatan-kegiatan kognitif atau motorik, sementara perintah-perintah tes tersebut hanya mengacu pada tugas yang sedang dihadapi dan tidak mengacu pada peristiwa sebelumnya. Dalam tes ingtan tidak langsung tugas-tugas yang harus di selesaikan tidak mengarah subjek untuk mengacu pada peristiwa yang sebelumnya dialami oleh subjek.dengan kata lain, pada tahap pengetesan ingatan subjek tidak di instruksikan untuk menggunakan tahapan belajar sebagai acuan.

Richardson-Klavehn dan Bjork (1988). Menggolongkan tes ingatan tidak langsung ke dalam empat bentuk,yakni (a) tes-tes pengetahuan factual,leksikal danperseptual, (b) tes pengetahuan prosedural termasuk didalamnya tes pemecahanmasalah dan performansi ketrampilan, (c) pengukuran respon evaluatif, dan (d) pengukuran perubahan perilaku seperti respons neurofisiologis dan kondisioning.

1.      Tes-tes pengetahuan konseptual, factual, leksikal dan perseptual
Dalam katagori ini tugas-tugas yang di berikan biasanya berfungsi untuk memerinci struktur-struktur dan proses-proses yang dipakai dalam mengambil kembali pengetahuan yang bersifat permanen. Tes-tes yang mengukur pengetahuan faktual dan konseptual misalnya menugaskan kepada subjek untuk mengingat kembali pengetahuan umum,menyebutkan anggota-anggota satu katagori semantik,menyebutkan kata lain yang berasosiasi dengan satu kata tertentu,dan menggolongkan stimulus-stimulus.salah satu contoh adalah mengenai proses belajar asosiasi kata, misalnya TABLE, dan subjek diminta mengatakn satu kata pertama yang melintas dalam fikiran subjek pada saat itu yang berasosiasi dengan kata TABLE.
Dalam tes pengetahuan leksikal maka tugasnya dapat mencakup menentukan bahwa satu barisan huruf merupakan satu kata, menyebut dan melafalkan kata, menghasilkan satu kata dari satu definisi,melengkapi kata dari satu stem,serta mengeja kata-kata yang berhuruf lain tapi berbunyi sama. Secara umum dalam tugas-tugas pengetahuan konseptual, faktual, leksikal dan perseptual variabel yang di ukur ialahketepatan/ akurasi atau latensi(waktu reaksi) dari respon yang benar.Pengalaman melihat satu stimulus di masa lalu biasanya akan meningkatkan ketepatan dan atau mengurangi latensi jawaban yang benar. Gejala tersebut oleh Cofer disebut sebagai priming langsung ( direct/repetition priming).



2.      Tes- tes pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural akan meliputi tes-tes belajar ketrampilan dan pemecahan masalah. Tes-tes ini akan mengukur perubahan performansi yang di akibatkan oleh latihan-latihan.tes ini dapat mencakup tugas-tugas perseptual-motor seperti menelusuri jejak satu lampu yang bergerak pada satu trek bundar (pursuit rotor) dan menggambar lewat kaca (mirror-drawing). Tugas-tugas yang menyangkut perkembangan ketrampilan kognitif seperti proofreading dan membacateks yang hurufnya ditulis terbalik.Tugas-tugas pemecahan masalah meliputi memecahkan jigsaw puzzle, dan Tower of Hanoi puzzle.

3.      Respon evaluatif
Penelitian seseorang terhadap satu objek dapat di pengaruhi oleh penampilan objek tersebut sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksposisi terhadap satu stimulus akan meningkatkan preferensi afektif terhadap stimulus tersebut (mere exposure effect).pertimbangan dan keputusan kognitif juga di pengaruhi oleh eksposisi stimulus.

4.      Pengukuran perubahan perilaku
Pengaruh penyajian stimulus di masa yang lalu juga dapat di tunjukkan dengan adanya perubahan respons fisiologis seperti GRS (Galvanic Skin Respons) dan Event-Related Potentials (ERP). Pengukuran condisioning kejapan mata kelinci juga di katagorikan sebagai tes ingtan tak langsung sebab kondisioning menunjukkan akuisisi/perolehan satu respons perilaku terhadap satu atimulus yang pada awalnya bersifat netral.


BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Dari uraian tentang memori atau ingatan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa memori adalah suatu daya ingat yang sangat penting bagi manusia dan keadaannya sangat perlu untuk dikembangkan untuk proses berfikir manusia. Memori bukan hanya tempat penyimpanan informasi, tapi memori bekerja dengan beberapa komponen yang yang lain seperti sensor inderawi dalam upaya pemerolehan informasi pengolahan infromasi serta penyimpanan informasi baik yang dilakukan secara sistematis (umumnya secara sadar) maupun secara spontan. Teori-teori memori menjelaskan cara kerja memori dari proses encoding, storage, hingga retrieval. Dari cara kerja memori tersebut kemudian dipaparkan jenis-jenis memori yaitu memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.

3.2 Saran
Memandang pentingnya suatu memori, mungkin selayaknya kita perlu untuk mengembangkan memori yang ada pada otak kita. Hal ini akan bendampak positif dalam kehidupan keseharian dalam lingkungan bermain, bermasyarakat, atau yang lebih penting untuk saan ini adalah dilingkungan belajar. Dan makalah ini kiranya dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA


Schacter, D.L. (1987) Implicit memory: History and Current status. Journal of experimental psychology: learning, memory and cognitive


Tidak ada komentar:

Posting Komentar