PSIKOLOGI KOGNITIF
MEMORI
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Kognitif
Dosen Pengampu : Rikha Fuaturrosida
Kelompok III :
Harirotul
Fikri (10410041)
Dewi Wuriyan (
Faridatul
Farikha (10410128)
Muhammad Nur
Hidayah (10410130)
Asma’ul Badi’ah
(10410180)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmatNya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Psikologi Kognitif yang berjudul Memori ini dengan lancar.
Pada
kesempatan kali ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu
Rikha Fuaturrosida selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Kognitif,
2. Orang
tua yang selalu member dukungan kepada penyusun baik dalam hal moriil maupun
materiil,
3. Teman-teman
yang memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyelesaian makalah ini, dan
4. Semua
pihak yang turut serta bekerja sama dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada bagan-bagian tertentu dalam
makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai kalangan sangat
kami butuhkan untuk proses penyempurnaan
makalah yang kami susun ini.
Akhirnya,
kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Malang, 04
November 2011
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berbicara tetang memori berarti
berbicara sesuatu yag sangat dekat dalam kehidupan keseharian manusia. Tanpa
disadari oleh mausia, mereka telah menjalani suatu proses yang sangat rumit tentang
sesuatu yang berhubunga dengan memori atau yang biasa disebut sebagai ingatan.
Segala sesuatu yang dijalankan oleh manusia sangat mungkin pasti disertai
dengan kerjanya memori pada diri setiap manusia. Memori tersebut dapat berupa
memori jangtak pendek (Short Term Memory), memori jangka panjang (Long Term
Memori), maupun jenis-jenis memori yang lebih rumit lainnya.
Dalam
kajian Psikologi, memori dikaji akan kaitannya dengan proses kognitif yang ada
pada diri manusia. Sedangkan kognisi adalah suatu proses memperoleh pengetahuan
dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis,
memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Dalam hal ini, memori
berperan dalam menyimpan informasi yang diperoleh dari proses mencari
pengetahuan diatas.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang disebut dengan memori dalam kajian psikologi kognitif?
2. Apasaja
bentuk model-model memori?
3. Apasaja
yang menjadi factor yang berpengaruh dalam ingatan manusia?
4. Bagaimana
strategi untuk meningkatkan kinerja ingatan?
5. Tes
yang bagaimana yang digunakan dalam mengukur ingatan manusia?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
dan memahami memori dalam kajian Psikologi Sosial.
2. Mengetahui
model-model memori
3. Mengetahui
factor-faktor yang berpegaruh dalam ingatan manusia
4. Mengetahui
strategi untuk meningkatkan kinerja ingatan.
5. Memahami
tes yang digunakan dalam mengukur suatu ingatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Memori
Memori
adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Memori sempat
diabaikan ketika dunia psikologi Amerika terobsesi dengan behaviorisme. Tren
dalam penelitian memori menarik minat para psikolog eksperimental, yang
mengembangkan model-model rumit tentang representasi mental, mengenai bagaimana
informasi disimpan dan diambil kembali. Salah satu model memori yang paling
bertahan lama adalah model yang dibuat oleh William James, meskipun model
tersebut telah mengalami modifiksi-modifikasi penting. Model memori dari
William James menyatakan bahwa memori bersifat dikotomi, manusia mengamati
sejumlah objek, informasi memasuki memori dan kemudian hilang, sedangkan
beberapa informasi menetap di memori selamanya.
2.2 Jenis-Jenis
Memori
Menurut
Atkinson dan Shiffin, memori dapat dinedakan menjadi tiga macam, yaitu memori
sensoris, memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang
(long term memory).
1.
Memori
Sensorik
Memori
sensorik adalah proses penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh
pancaindera kita. Setiap
panca indra memiliki satu memori sensorik, jadi dalam diri manusia memiliki lebih
dari satu macam memori sensorik, antara lain memori sensorik audio, memori sensorik
visual, dan lain sebagainya.memori sensorik juga dikatakan sebagai proses penyimpanan
memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka
waktu yang sangat pendek.
2.
Short
Term Memory (memori jangka pendek)
Memori jangka
pendek atau sering disebut juga dengan short term memori adalah
suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi
yang disimpan dipertahankan selama informasi tersebut
masih dibutuhkan.
3.
Long
Term Memory (memory jangka panjang)
Long term memory ialah suatu proses penyimpanan
informasi yang relatif permanen.
2.3 Faktor Faktor yang Berpengaruh
dalam Ingatan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi ingatan diantaranya yaitu :
1.
Ingatan
jangka pendek (STM)
Ingatan
yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika disajikan
secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah antara 2
sampai 5 aitem. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek berkisar 7
aitem, atau antara 5 sampai dengan 9 aitem. Informasi yang disimpan dalam STM
biasanya berupa kode auditori (bunyi), tetapi dapat pula menggunakan kode
semantik dan visual.
2.
Efek
posisi serial (the serial position effect)
Sejumlah
informasi (aitem atau objek) yang disajikan secara berurutan akan mempengaruhi
ingatan seseorang. Aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada posisi atau
urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung diingat
lebih baik daripada aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada urutan di
tengah. Karena informasi atau aitem-atem yang terletak di bagian awal akan
lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek, sehingga memungkinkan dilakukan
pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke dalam
ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak diurutan tengah, ketika
memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan
informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan
kembali informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang
terletak di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang.
Sementara itu, informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih
baik, sebab informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu
di-recall.
3.
Ingatan
jangka panjang (STM)
Ingatan
jangka panjang ini meliputi proses penyimpanan informasi yang bersifat lebih
permanen (berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu yang tidak
terbatas). Selain itu, informasi akan disimpan dalam bentuk maknanya atau
semantik.
4.
Keahlian
(expertise)
Keahlian dalam
suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan seseorang.
Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila ia
memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup baik di bidang tersebut. Hal ini
terjadi karena latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat menjadi
isyarat mental (mental cues). Isyarat mental ini merupakan bagian dari susunan
pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti dan diorganisasikan dengan
baik. Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek
di dalam mental atau pikiran seseorang. Selain itu, isyarat mental juga
memiliki sifat yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi
yang lain.
5.
Pemberian
kode khusus (encoding specificity)
Prinsip
pemberian kode khusus ialah seseorang akan mudah mengingat kembali suatu
peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan di dalam
ingatannya. Dengan kata lain, orang akan mengingat kembali informasi dengan
lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses
pemberian kode sebelumnya. Suatu informasi yang disimpan dalam bentuk makna
atau semantik akan diingat kembali lebih efektif apabila tugas yang diminta
juga berbentuk makna, dan bukan intonasinya.
6.
Emosi
atau afek
Aktivitas
mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Pertama, dalam
mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-kata
yang menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan. Fenomena ini disebut
Pollyanna principles, yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan
biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi yang mengandung
kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood congruence), yaitu ingatan
menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang
berlangsung pada saat ini. Ketiga, ketergantungan dengan suasana hati (state
dependence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih
baik dalam suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana hati pada saat
bahan itu pertama kali dipelajari atau diterima.
7.
Very-long-term
memory (VLTM)
Very
long term memory adalah ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan lamanya.
Jenis ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang. Khusus ingatan jangka panjang dapat
berlangsung dari satu menit sampai dengan seumur hidup. Pemikiran ini terlalu
luas, sehingga sebagian ahli psikologi mencoba memahami informasi yang disimpan
di dalam ingatan untuk jangka waktu yang sangat panjang. Sebab, perbedaan
interval waktu (satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan puluhan
tahun) akan mempengaruhi ketepatan mengingat kembali.
8.
Stres
Elizabeth
Loftus berpendapat bahwa perasaan cemas dapat mempersempit fokus perhatian
seseorang sehingga berbagai petunjuk penting yang menuntun memori menjadi
hilang. Ketika perasaan cemas sudah membuat kita kehilangan petunjuk-petunjuk
yang berguna, kita akan semakin sulit untuk menyimpan memori ataupun mengingat
kembali apa yang telah tersimpan dalam memori.
9.
Kondisi
fisik yang lelah
Kondisi
fisik yang lelah juga sangat mempengaruhi daya serap informasi yang masuk,
dengan demikian secara langsung mempengaruhi kemampuan mengingat. Para ahli
mengetahui bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi
fisik yang lelah bisa disebabkan oleh waktu istirahat yang kurang atau jam
belajar yang terlalu panjang.
2.4 Strategi untuk Meningkatkan
Kinerja Ingatan
Secara garis bersar daya mengingat/ kapasitas ingatan
setiap orang dapat ditingkatkan, paling sedikit penggunaanya dapat dioptimalkan
melalui latihan – latihan dan strategi – strategi tertentu. Mnemonics adalah penggunaan strategi
atau teknik –teknik yang dapat di pelajari guna membantu kinerja ingatan.
Berbagai strategi dan teknik untuk membantu meningkatkan kinerja ingatan
seseorang telah diajukan oleh ahli psikologi. Beberapa strategi dan teknik yang
dianggap penting akan dikemukakan di dalam suatu uraian singkat.
1. imajeri
visual
Pertama, menggunakan imajeri mental (gambaran mengenai
suatu di dalam pikiran). Cara ini dianggap paling efektif bila dibandingkan
dengan cara – cara yang lain. Misalnya, mengingat kata kerbau, maka orang dapat
membayangkan di dalam pikirannya mengenai gambar kerbau di buku atau seekor
kerbau berada di sawah; mengingat suatu peristiwa, orang dapat melakukannya
dengan membayangkan kembali peristiwa itu di dalam pikirannya.
2. organisasi
Kedua, mengorganisasikan informasi sehingga membentuk
suatu tatanan dan pola tertentu, misalnya berupa serial atau hirarkis.
Organisasi serial dapat di pergunakan ketika ketika seseorang harus mengingat
banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan kejadian. Kejadian itu sesuai
dengan waktu kejadian, dari yang sudah lama sampai kejadian yang paling baru
atau sebaliknya. Dapat pula dengan herarkis, yaitu membagi materi yang diingat
kedalam beberapa pokok bahasan, kemudian bagian demi bagian dan sub – sub
bagian yang lebih kecil, seperti pohon bercabang.
3. mediasi
Ketiga, adalah menggunakan mediasi / perantara. Cara ini
dilakukan dengan menambahkan kata – kata atau gambar didalam materi yang akan
diingat. Misalnya, kata ”cerdas”, agar dapat lebih diingat dengan cara
penambahan kata ini dengan ”solusi cerdas”. Juga, mediasi dapat dilakukan
dengan membuat singkatan. Misalnya Kelompok Kerja disingkat ”pokja”.
Sekarang ada kecenderungan orang – orang membuat
singkatan sebagai mediasi ingatan dengan cara memenggal dua / tiga huruf di
bagian belakang yang ada serangkaian kata – kata atau infomasi yang dapat di
ingat. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam cara orang membuat mediasi yang
dapat membantu ingatannya, maka di waktu mendatang perlu di lakukan penelitian
– penelitian untuk menguji mana jenis mediasi yang paling efektif.
4. simbol
Keempat, adalah mengganti simbol terhadap objek yang
ingin diingat, misalnya mengganti simbol huruf dengan simbol angka / sebalinya.
Misalnya, agar seseorang lebih mudah mengingat tanggal kelahirannya yang
ditulis dengan kata – kata: ”saya lahir pada hari senin, tanggal dua belas,
bulan juli, tahun seribu sembilan ratus dua puluh dua”, dapat di ganti dengan
huruf abjad ”2/12/1922, atau sesuai dengan urutan huruf abjad ”babgaibb”.
5. pendekatan
multi – model.
Kelima, pendekatan multi model. Pendekatan ini lebih
ditujukan kepada orang – orang yang mengalami kekurangan daya ingat (memory
deficit), pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan daya ingat
seseorang harus memperhatikan kondisi fisiknya, sikap terhadap ingatan, konteks
sosial, menggunakan manipulasi mental – mental pengulangan, perhatian terfokus
pada rincian isyarat, menggunakan kode sematik, dan melibatkan aspek – aspek
emosional terhadap bahan yang ingin diingat.
2.5 Teori tentang Lupa
Memori
sangat tergantung pada persepsi atau pengalaman,sehingga pengalaman-pengalaman
itu sendiri meninggalkan jejak di otak kita.Masing-masing memori dalam setiap
kepala mempunyai kapasitas yang berbeda(individual differences). Beberapa
pengalaaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak disimpan
sehingga muncul kelupaan. Kita dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya
kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja,tetapi juga
kemampuan untuk menerima(encoding),menyimpan(storage) dan menimbulkan
kembali(retrieval).
Ada
4 teori tentang lupa :
1.
Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa memori
menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang
kembali(rehearsal).Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan
jejak-jejak(Memori Traces) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan
kembali dalam alam kesadaran,akan rusak atau menghilang.Teori ini juga di sebut
atropi atau teori desense.sehingga sangat jelas bahwa teori ini menitikberatkan
pada lama interval yang menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan
sampai ditimbulkannya kembali bahan itu. Sebagai contoh kasus Mahasiswa yang
belajar hanya pada malam kuis,ia akan mengalami kelupaan jikalau bahan-bahan
kuis tersebut tidak di baca kembali pada semester-semester berikutnya
2.
Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa
informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam
gudang memori(tidak mengalami keausan),akan tetapi jejak-jejak ingatan saling
bercampur aduk,mengganggu satu sama lain.Bisa jadi bahwa informasi yang baru
diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama,tetapi bisa juga
terjadi sebaliknya.Jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada isi interval
yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat atau yang mengisi
interval.aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusakan atau mengganggu
jejak ingatan sehingga kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
3.
Teori retrieval
Failure Informasi yang sudah
disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada,tetapi kegagalan untuk
mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi.Kegagalan untuk mengingat
kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai.dengan
demikian,bila syarat tersebut dipenuhi(di sajikan petunjuk yang tepat),maka
informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali. Contoh kasusnya
apabila kita mengingat nada lagu tetapi tidak dapat menyanyikannya dan tidak
tahu apa judulnya,ketika lagu itu sedikit saja di nyanyikan oleh orang lain
maka kita dapat lancar menyanyikan kembali lagu tersebut.
4.
Teori Motivated
Forgetting Kita akan cenderung
berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan.Hal-hal yang menyakitkan
atau cenderung tidak menyenangkan ini akan di tekan atau tidak di perbolehkan
muncul dalam kesadaran.Teori ini didasarkan teori psikoanalisis yang di
pelopori oleh Sigmund Freud.Jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa
informasi yang telah disimpan masih selalu ada. Contoh kasusnya jika seseorang
patah hati sehingga menimbulkan trauma yang dalam namun ego berkembang untuk
mengubah pandangan id yang sedang terguncang,seseorang mulai mencari kesibukan
sehingga lupa akan hal-hal yang dapat membuat id terguncang lagi.Ego pun
menetralkan id dan superego sehingga dari keterpurukan seseorang dapat lupa
akan ingatan yang menyakitkan. 5. Lupa karena sebab-sebab fisiologis Para
peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai
perubahan fisik yang disebut engram.gangguan pada engram ini akan mengakibatkan
lupa yang disebut amnesia.Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang
telah disimpan beberapa waktu yang lalu,yang bersangkutan dikatakan menderita
amnesia retrogard.Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja di
terimanya,ia dikatakan menderita amnesia anterogard.karena proses lupa pada
kedua kasus ini erat hubungannya dengan factor-faktor biokimiawi otak. Misalnya
karena kecelakaan sehingga menyebabkan lupa ingatan.
2.6 Pengukuran Ingatan
1.
Tes
ingatan langsung ( eksplisit)
Tes ingatan ini
langsung mengacu pada peristiwa- peristiwa sasaran dalam sejarah pribadi
subjek,yang menaruh pada konteks ruang dan waktu. Misal : tanggal,hari, jam/
tempat dan lingkungan peristiwa.
2.
Tes
ingatan tidak langsung ( implisit )
merupakan tugas
–tugas yang mengharuskan subjek melakukan aktifitas-aktifitas kognitif atau
motorik. Misal: tes pengetahuan prosedural (mengukur perubahan perfonmasi yang
di akibatkan oleh latihan – latihan ,misal ;menelusuri jejak satu lampu yang
bergerak pada satu trek bundar dan menggambar melalui kaca. Tes yang menyangkut
perkembangan ketrampilan kognisi, misal; membaca teks yang hurufnya di tulis
terbalik.
Bentuk
Ingatan Eskplisit Dan Implisit
Graf dan
schacter ( 1985 ) serta schacter (1987) menjelaskan bahwa ingatan eksplisit
akan terungkap jika performansi dalam satu tugas membutuhkan ingatan atau
rekoleksi sadar pengalaman- pengalaman masa lalu. Sedangkan ingatan implisit
akan terungkap jika pengalaman – pengalaman terdahulu memperlancar performansi
dalam satu tugas yang tidak membutuhkan ingatan atau rekolasi sadar dan di
sengaja terhada pengalaman- pengalaman tadi.istilah ingatan eksplisit dan implisit
merupakan konsep-konsep deskriptif yang terutama dengan pengalaman psiklogis
seseorang pada saat mengambil informasi dari ingatan.
Menurut Schacter
ingatan implisit dengan ingatan a sadar (
unconscious memory ) yang di kemukakan oleh Freud, Janet ,Breuer maupun
prince atau ingatan tanpa kesadaran (
unawarre memory, memory without anwarenees ) misalnya, dalam kasus janet
pasien yang menderita amnesia histeris sebagai akibat truma emosi.
A.
Tes
Ingatan Langsung/Ekspisit
Tes ingatan
langsung sebagai tugas –tugas yang di perintahnya mengacu kepada
peristiwa-peristiwa sasaran dalam sejah pribadi subjek, yaitu yang menunjuk
pada konteks ruang dan waktu.peristiwa-peristiwa khas yang menjadi sasaran
tersebut dapat berupa penyajian daftar kata-kata, penyajian daftar
gambar-gambar, kalimat-kalimat maupun bisa juga berupa peristiwa yang terjadi
dalam sejarah kehidupan subjek.
Tes ingatan
langsung dapat berbentuk (a) tes rekognisi (recognition)
dan (b) tes recall, baik yang free-recall maupun cued-recall.
1. Tes
rekognisi
Dalam tes
rekognisi, subjek diminta untuk membedakan antara stimulus-stimlus yang ada
pada saat terjadinya peristiwa sasaran dengan stimulus-stimulus yang tak ada
pada saat peristiwa sasaran berlangsung.Dengan kata lain, subjek diminta
mengenali kembali apakah stimulus yang
ada pada tahap belajar.
2. Tes
recall
Dalam tes
recall, subjek diminta untuk memproduksi stimulus-stimulusyang terdapat dalam
peristiwa sasaran.Atau dengan kata lain,pada tahap pengetesan ingatan maka
subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan
dalam tahap belajar. Tes recall dapat dilakukakan tanpa bantuan tanda – tanda
maupun dengan bantuan tanda- tanda (cued-recall
).
B.
Tes
Ingatan Tidak Langsung( Implisit )
Tes ingatan
tidak langsung dirumuskan sebagai tugas-tugas yang mengharuskan subjek
melakukan kegiatan-kegiatan kognitif atau motorik, sementara perintah-perintah
tes tersebut hanya mengacu pada tugas yang sedang dihadapi dan tidak mengacu
pada peristiwa sebelumnya. Dalam tes ingtan tidak langsung tugas-tugas yang
harus di selesaikan tidak mengarah subjek untuk mengacu pada peristiwa yang
sebelumnya dialami oleh subjek.dengan kata lain, pada tahap pengetesan ingatan
subjek tidak di instruksikan untuk menggunakan tahapan belajar sebagai acuan.
Richardson-Klavehn
dan Bjork (1988). Menggolongkan tes ingatan tidak langsung ke dalam empat
bentuk,yakni (a) tes-tes pengetahuan factual,leksikal danperseptual, (b) tes
pengetahuan prosedural termasuk didalamnya tes pemecahanmasalah dan performansi
ketrampilan, (c) pengukuran respon evaluatif, dan (d) pengukuran perubahan
perilaku seperti respons neurofisiologis dan kondisioning.
1. Tes-tes
pengetahuan konseptual, factual, leksikal dan perseptual
Dalam katagori
ini tugas-tugas yang di berikan biasanya berfungsi untuk memerinci
struktur-struktur dan proses-proses yang dipakai dalam mengambil kembali
pengetahuan yang bersifat permanen. Tes-tes yang mengukur pengetahuan faktual
dan konseptual misalnya menugaskan kepada subjek untuk mengingat kembali
pengetahuan umum,menyebutkan anggota-anggota satu katagori semantik,menyebutkan
kata lain yang berasosiasi dengan satu kata tertentu,dan menggolongkan
stimulus-stimulus.salah satu contoh adalah mengenai proses belajar asosiasi kata,
misalnya TABLE, dan subjek diminta mengatakn satu kata pertama yang melintas
dalam fikiran subjek pada saat itu yang berasosiasi dengan kata TABLE.
Dalam tes
pengetahuan leksikal maka tugasnya dapat mencakup menentukan bahwa satu barisan
huruf merupakan satu kata, menyebut dan melafalkan kata, menghasilkan satu kata
dari satu definisi,melengkapi kata dari satu stem,serta mengeja kata-kata yang
berhuruf lain tapi berbunyi sama. Secara umum dalam tugas-tugas pengetahuan
konseptual, faktual, leksikal dan perseptual variabel yang di ukur
ialahketepatan/ akurasi atau latensi(waktu reaksi) dari respon yang
benar.Pengalaman melihat satu stimulus di masa lalu biasanya akan meningkatkan
ketepatan dan atau mengurangi latensi jawaban yang benar. Gejala tersebut oleh
Cofer disebut sebagai priming langsung ( direct/repetition
priming).
2.
Tes- tes pengetahuan prosedural
Pengetahuan
prosedural akan meliputi tes-tes belajar ketrampilan dan pemecahan masalah.
Tes-tes ini akan mengukur perubahan performansi yang di akibatkan oleh
latihan-latihan.tes ini dapat mencakup tugas-tugas perseptual-motor seperti
menelusuri jejak satu lampu yang bergerak pada satu trek bundar (pursuit rotor) dan menggambar lewat
kaca (mirror-drawing). Tugas-tugas
yang menyangkut perkembangan ketrampilan kognitif seperti proofreading dan membacateks yang hurufnya ditulis
terbalik.Tugas-tugas pemecahan masalah meliputi memecahkan jigsaw puzzle, dan Tower of
Hanoi puzzle.
3.
Respon evaluatif
Penelitian seseorang
terhadap satu objek dapat di pengaruhi oleh penampilan objek tersebut
sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksposisi terhadap satu stimulus
akan meningkatkan preferensi afektif terhadap stimulus tersebut (mere exposure effect).pertimbangan dan
keputusan kognitif juga di pengaruhi oleh eksposisi stimulus.
4.
Pengukuran perubahan perilaku
Pengaruh
penyajian stimulus di masa yang lalu juga dapat di tunjukkan dengan adanya
perubahan respons fisiologis seperti GRS
(Galvanic Skin Respons) dan Event-Related Potentials (ERP). Pengukuran condisioning kejapan mata kelinci juga di
katagorikan sebagai tes ingtan tak langsung sebab kondisioning menunjukkan
akuisisi/perolehan satu respons perilaku terhadap satu atimulus yang pada
awalnya bersifat netral.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian tentang memori atau ingatan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
memori adalah suatu daya ingat yang sangat penting bagi manusia dan keadaannya
sangat perlu untuk dikembangkan untuk proses berfikir manusia. Memori
bukan hanya tempat penyimpanan informasi,
tapi memori bekerja dengan beberapa komponen yang yang lain seperti sensor inderawi dalam upaya
pemerolehan informasi pengolahan infromasi serta penyimpanan informasi baik yang dilakukan secara sistematis (umumnya secara sadar)
maupun secara
spontan. Teori-teori memori menjelaskan cara kerja memori dari proses encoding, storage, hingga retrieval. Dari cara kerja
memori tersebut kemudian dipaparkan jenis-jenis memori
yaitu memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori
jangka panjang.
3.2
Saran
Memandang
pentingnya suatu memori, mungkin selayaknya kita perlu untuk mengembangkan
memori yang ada pada otak kita. Hal ini akan bendampak positif dalam kehidupan
keseharian dalam lingkungan bermain, bermasyarakat, atau yang lebih penting
untuk saan ini adalah dilingkungan belajar. Dan makalah ini kiranya dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Schacter,
D.L. (1987) Implicit memory: History and Current status. Journal of
experimental psychology: learning, memory and cognitive
Tidak ada komentar:
Posting Komentar